Senin, 02 Januari 2012

"Si Miskin Bisa Semakin Miskin"

"Si Miskin Bisa Semakin Miskin"

Kesenjangan pendapatan di Indonesia harus mendapat perhatian bagi semua kebijakan pengambil keputusan kebijakan nasional.

Pakar ekonomi kerakyatan Sri Edi Swasono menuturkan hal tersebut dapat membentuk kelompok miskin dan hampir miskin bertambah besar.

"Kelompok miskin dan hampir miskin masih sangat besar mereka sangat rentan akan gejolak kenaikan kebutuhan pokok," katanya belum lama ini.

Lanjutnya, disparitas regional antara kawasan barat dan timur yang juga masih tinggi. “Di mana Sumatera dan Jawa memberikan kontribusi terhadap GDP nasional mencapai 80 persen,” paparnya.

Di sisi lain, Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) JB Sumarlin menilai, pembangunan ekonomi pascareformasi mempunyai kesan cenderung liberal atau neoliberalisme, di mana hanya memperhatikan hal-hal yang besar saja, sedangkan kepentingan rakyat kurang mendapat perhatian.

Sementara itu, Guru Besar FEUI Aris Ananta mengatakan kesenjangan pertumbuhan ekonomi dan melambannya sektor riil harus mendapat perhatian utama. Menurut dia ini yang menyebabkan mengapa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2011 di Indonesia menjadi turun.

"Ini disebabkan oleh tidak adanya instrumen kebijakan yang diarahkan untuk dapat memaksimalkan arus modal yang masuk kesektor riil, sehingga pertumbuhan sektor tradable jauh dibawah pertumbuhan ekonomi," tandas Aris.
SUMBER : http://economy.okezone.com/read/2011/12/14/320/542304/si-miskin-bisa-semakin-miskin

0 komentar:

Posting Komentar